Surat An Nisaa' yang terdiri dari 176 ayat itu, adalah surat Madaniyyah yang
terpanjang sesudah surat Al Baqarah. Dinamakan An Nisaa' karena dalam
surat ini banyak dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan wanita serta
merupakan surat yang paling membicarakan hal itu dibanding dengan surat-surat
yang lain. Surat yang lain banyak juga yang membicarakan tentang hal wanita
ialah surat Ath Thalaq. Dalam hubungan ini biasa disebut surat An Nisaa' dengan
sebutan: Surat An Nisaa' Al Kubraa (surat An Nisaa' yang besar), sedang
surat Ath Thalaq disebut dengan sebutan: Surat An Nisaa' Ash Shughraa
(surat An Nisaa' yang kecil).
Pokok-pokok isinya:
1. Keimanan:
Syirik (dosa yang paling besar); akibat kekafiran di hari kemudian.
2. Hukum-hukum:
Kewajiban para washi dan para wali; hukum poligami; mas kawin; memakan harta anak yatim dan orang-orang yang tak dapat mengurus hartanya; pokok-pokok hukum warisan; perbuatan-perbuatan keji dan hukumannya, wanita-wanita yang haram dikawini; hukum-hukum mengawini budak wanita; larangan memakan harta secara bathil; hukum syiqaq dan nusyuq; kesucian lahir batin dalam sembahyang; hukum suaka; hukum membunuh seorang Islam; shalat khauf; larangan melontarkan ucapan-ucapan buruk; masalah pusaka kalalah.
3. Kisah-kisah:
Kisah-kisah tentang Nabi Musa a.s. dan pengikut-pengikutnya.
4. Dan lain-lain:
Asal manusia adalah satu; keharusan menjauhi adat-adat zaman jahiliyah dalam perlakuan terhadap wanita; norma-norma bergaul dengan isteri; hak seseorang sesuai dengan kewajibannya; perlakuan ahli kitab terhadap kitab-kitab yang diturunkan kepadanya; dasar-dasar pemerintahan; cara mengadili perkara; keharusan siap-siaga terhadap musuh; sikap-sikap orang munafik dalam menghadapi peperangan; berperang di jalan Alllah adalah kewajiban tiap-tiap mukallaf; norma dan adab dalam peperangan; cara menghadapi orang-orang munafik; derajat orang-orang yang berjihad.
Pokok-pokok isinya:
1. Keimanan:
Syirik (dosa yang paling besar); akibat kekafiran di hari kemudian.
2. Hukum-hukum:
Kewajiban para washi dan para wali; hukum poligami; mas kawin; memakan harta anak yatim dan orang-orang yang tak dapat mengurus hartanya; pokok-pokok hukum warisan; perbuatan-perbuatan keji dan hukumannya, wanita-wanita yang haram dikawini; hukum-hukum mengawini budak wanita; larangan memakan harta secara bathil; hukum syiqaq dan nusyuq; kesucian lahir batin dalam sembahyang; hukum suaka; hukum membunuh seorang Islam; shalat khauf; larangan melontarkan ucapan-ucapan buruk; masalah pusaka kalalah.
3. Kisah-kisah:
Kisah-kisah tentang Nabi Musa a.s. dan pengikut-pengikutnya.
4. Dan lain-lain:
Asal manusia adalah satu; keharusan menjauhi adat-adat zaman jahiliyah dalam perlakuan terhadap wanita; norma-norma bergaul dengan isteri; hak seseorang sesuai dengan kewajibannya; perlakuan ahli kitab terhadap kitab-kitab yang diturunkan kepadanya; dasar-dasar pemerintahan; cara mengadili perkara; keharusan siap-siaga terhadap musuh; sikap-sikap orang munafik dalam menghadapi peperangan; berperang di jalan Alllah adalah kewajiban tiap-tiap mukallaf; norma dan adab dalam peperangan; cara menghadapi orang-orang munafik; derajat orang-orang yang berjihad.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
HUKUM KELUARGA
Kewajiban para washi terhadap asuhannya dan kewajiban para wali terhadap orang yang dibawah perwaliannya
HUKUM KELUARGA
Kewajiban para washi terhadap asuhannya dan kewajiban para wali terhadap orang yang dibawah perwaliannya
1. Hai sekalian
manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang
diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya
Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.
2. Dan berikanlah
kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar
yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu.
Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang
besar.
3. Dan jika kamu
takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim
(bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu
senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat
berlaku adil[265], Maka (kawinilah) seorang saja[266], atau budak-budak yang
kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
4. Berikanlah
maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan
penuh kerelaan[267]. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari
maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu
(sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.
5. Dan janganlah kamu
serahkan kepada orang-orang yang belum Sempurna akalnya[268], harta (mereka
yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.
berilah mereka belanja dan Pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada
mereka kata-kata yang baik.
6. Dan ujilah[269]
anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut
pendapatmu mereka Telah cerdas (pandai memelihara harta), Maka serahkanlah
kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih
dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya)
sebelum mereka dewasa. barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, Maka
hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa
yang miskin, Maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian
apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, Maka hendaklah kamu adakan
saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai
Pengawas (atas persaksian itu).
7. Bagi orang
laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan
bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan
kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang Telah ditetapkan.
8. Dan apabila
sewaktu pembagian itu hadir kerabat[270], anak yatim dan orang miskin, Maka
berilah mereka dari harta itu [271] (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang baik.
9. Dan hendaklah
takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.
oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.
10. Sesungguhnya
orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, Sebenarnya mereka itu
menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka).
11. Allah
mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. yaitu :
bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak
perempuan[272]; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua[273], Maka
bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu
seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa,
bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang
meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak
dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga; jika
yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam.
(Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau
(dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu
tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya
bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Bijaksana.
12. Dan bagimu
(suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika
mereka tidak mempunyai anak. jika Isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu
mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat
yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. para isteri memperoleh
seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu
mempunyai anak, Maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu
tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar
hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang
tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang
saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja),
Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi
jika Saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam
yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah
dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris)[274].
(Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari
Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.
13. (Hukum-hukum
tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. barangsiapa taat kepada
Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir
didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah
kemenangan yang besar.
14. Dan barangsiapa
yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya,
niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya;
dan baginya siksa yang menghinakan.
15. Dan (terhadap)
para wanita yang mengerjakan perbuatan keji [275], hendaklah ada empat orang
saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka Telah
memberi persaksian, Maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah
sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain
kepadanya[276].
16. Dan terhadap dua
orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, Maka berilah hukuman kepada
keduanya, Kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, Maka
biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
17. Sesungguhnya
Taubat di sisi Allah hanyalah Taubat bagi orang-orang yang mengerjakan
kejahatan lantaran kejahilan[277], yang Kemudian mereka bertaubat dengan
segera, Maka mereka Itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.
18. Dan tidaklah
Taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang)
hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia
mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". dan tidak (pula
diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. bagi
orang-orang itu Telah kami sediakan siksa yang pedih.
19. Hai orang-orang
yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa[278]
dan janganlah kamu menyusahkan mereka Karena hendak mengambil kembali sebagian
dari apa yang Telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan
pekerjaan keji yang nyata[279]. dan bergaullah dengan mereka secara patut.
Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) Karena mungkin
kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang
banyak.
20. Dan jika kamu
ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain [280], sedang kamu Telah
memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, Maka janganlah
kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. apakah kamu akan
mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung)
dosa yang nyata ?
21. Bagaimana kamu
akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu Telah bergaul (bercampur)
dengan yang lain sebagai suami-isteri. dan mereka (isteri-isterimu) Telah mengambil
dari kamu perjanjian yang kuat.
22. Dan janganlah
kamu kawini wanita-wanita yang Telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa
yang Telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan
seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).
23. Diharamkan atas
kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan[281]; saudara-saudaramu
yang perempuan, Saudara-saudara bapakmu yang perempuan; Saudara-saudara ibumu
yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak
perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu;
saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu
yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang Telah kamu campuri, tetapi jika kamu
belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa
kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu
(menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara,
kecuali yang Telah terjadi pada masa lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
24. Dan (diharamkan
juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu
miliki[282] (Allah Telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu.
dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian[283] (yaitu) mencari
isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka
isteri-isteri yang Telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah
kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah
Mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu Telah saling merelakannya, sesudah
menentukan mahar itu[284]. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
25. Dan barangsiapa
diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini
wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari
budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian kamu
adalah dari sebahagian yang lain[285], Karena itu kawinilah mereka dengan
seizin tuan mereka, dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang
merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula)
wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka
Telah menjaga diri dengan kawin, Kemudian mereka melakukan perbuatan yang keji
(zina), Maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang
bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut
kepada kemasyakatan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antara kamu, dan
kesabaran itu lebih baik bagimu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
26. Allah hendak
menerangkan (hukum syari'at-Nya) kepadamu, dan menunjukimu kepada jalan-jalan
orang yang sebelum kamu (para nabi dan shalihin) dan (hendak) menerima
taubatmu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
27. Dan Allah hendak
menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud
supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).
28. Allah hendak
memberikan keringanan kepadamu[286], dan manusia dijadikan bersifat lemah.
29. Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu.
30. Dan barangsiapa
berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, Maka kami kelak akan
memasukkannya ke dalam neraka. yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
31. Jika kamu
menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya,
niscaya kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan kami
masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).
32. Dan janganlah
kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih
banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian
dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian
dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
33. Bagi tiap-tiap
harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat,
kami jadikan pewaris-pewarisnya[288]. dan (jika ada) orang-orang yang kamu
Telah bersumpah setia dengan mereka, Maka berilah kepada mereka bahagiannya.
Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.
34. Kaum laki-laki
itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena
mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka
wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri[289]
ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka)[290].
wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya[291], Maka nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika
mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya[292]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
35. Dan jika kamu
khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang hakam[293]
dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua
orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada
suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
36. Sembahlah Allah
dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, ibnu sabil[295] dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri,
37. (yaitu)
orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan
menyembunyikan karunia Allah yang Telah diberikan-Nya kepada mereka. dan kami
Telah menyediakan untuk orang-orang kafir[296] siksa yang menghinakan.
38. Dan (juga)
orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka Karena riya[297] kepada
manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari
kemudian. barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, Maka syaitan
itu adalah teman yang seburuk-buruknya.
39. Apakah
kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari
Kemudian dan menafkahkan sebahagian rezki yang Telah diberikan Allah kepada
mereka ? dan adalah Allah Maha mengetahui keadaan mereka.
40. Sesungguhnya
Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada
kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan
dari sisi-Nya pahala yang besar[298].
41. Maka bagaimanakah
(halnya orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul)
dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas
mereka itu (sebagai umatmu[299]).
42. Di hari itu
orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka
disamaratakan dengan tanah[300], dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari
Allah) sesuatu kejadianpun.
43. Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga
kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu
dalam keadaan junub[301], terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan
jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air
atau kamu Telah menyentuh perempuan, Kemudian kamu tidak mendapat air, Maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.
44. Apakah kamu tidak
melihat orang-orang yang Telah diberi bahagian dari Al Kitab (Taurat)? mereka
membeli (memilih) kesesatan (dengan petunjuk) dan mereka bermaksud supaya kamu
tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar).
45. Dan Allah lebih
mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. dan cukuplah Allah menjadi
pelindung (bagimu). dan cukuplah Allah menjadi penolong (bagimu).
46. Yaitu orang-orang
Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya[302]. mereka Berkata :
"Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya[303]. dan (mereka
mengatakan pula) : "Dengarlah" sedang kamu Sebenarnya tidak mendengar
apa-apa[304]. dan (mereka mengatakan) : "Raa'ina"[305], dengan
memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. sekiranya mereka mengatakan :
"Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami",
tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk
mereka, Karena kekafiran mereka. mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat
tipis.
47. Hai orang-orang
yang Telah diberi Al kitab, berimanlah kamu kepada apa yang Telah kami turunkan
(Al Quran) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum kami mengubah muka
(mu), lalu kami putarkan ke belakang[306] atau kami kutuki mereka sebagaimana
kami Telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu[307].
dan ketetapan Allah pasti berlaku.
48. Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar.
49. Apakah kamu tidak
memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?[308]. Sebenarnya Allah
membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak aniaya sedikitpun.
50. Perhatikanlah,
betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah? dan cukuplah perbuatan
itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).
51. Apakah kamu tidak
memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? mereka percaya
kepada jibt dan thaghut[309], dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik
Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.
52. Mereka Itulah
orang yang dikutuki Allah. barangsiapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu
sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.
53. Ataukah ada bagi
mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan) ? kendatipun ada, mereka tidak akan
memberikan sedikitpun (kebajikan) kepada manusia[310].
54. Ataukah mereka
dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia[311] yang Allah Telah berikan
kepadanya? Sesungguhnya kami Telah memberikan Kitab dan hikmah kepada keluarga
Ibrahim, dan kami Telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.
55. Maka di antara
mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya,
dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) dari beriman
kepadanya. dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya.
56. Sesungguhnya
orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka
ke dalam neraka. setiap kali kulit mereka hangus, kami ganti kulit mereka
dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
57. Dan orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang Shaleh, kelak akan kami
masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal
mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang suci, dan
kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.
58. Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
Melihat.
59. Hai orang-orang
yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.
60. Apakah kamu tidak
memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya Telah beriman kepada apa yang
diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? mereka hendak
berhakim kepada thaghut[312], padahal mereka Telah diperintah mengingkari thaghut
itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang
sejauh-jauhnya.
61. Apabila dikatakan
kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah Telah
turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik
menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.
62. Maka bagaimanakah
halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan
perbuatan tangan mereka sendiri, Kemudian mereka datang kepadamu sambil
bersumpah: "Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain
penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna".
63. Mereka itu adalah
orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu
berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah
kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.
64. Dan kami tidak
mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah.
Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya[313] datang kepadamu,
lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka,
tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
65. Maka demi
Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa
dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya.
66. Dan Sesungguhnya
kalau kami perintahkan kepada mereka: "Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu
dari kampungmu", niscaya mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian
kecil dari mereka. dan Sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang
diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka
dan lebih menguatkan (iman mereka),
67. Dan kalau
demikian, pasti kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi kami,
68. Dan pasti kami
tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.
69. Dan barangsiapa
yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para
shiddiiqiin[314], orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan
mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.
70. Yang demikian itu
adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup Mengetahui.
71. Hai orang-orang
yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran)
berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!
72. Dan Sesungguhnya
di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan
pertempuran)[315]. Maka jika kamu ditimpa musibah ia berkata:
"Sesungguhnya Tuhan Telah menganugerahkan nikmat kepada saya Karena saya
tidak ikut berperang bersama mereka.
73. Dan sungguh jika
kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan
seolah-oleh belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia:
"Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat
kemenangan yang besar (pula)".
74. Karena itu
hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan
akhirat[316] berperang di jalan Allah. barangsiapa yang berperang di jalan
Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan Maka kelak akan kami berikan
kepadanya pahala yang besar.
75. Mengapa kamu
tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik
laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan
kami, keluarkanlah kami dari negeri Ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan
berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi
Engkau!".
76. Orang-orang yang
beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan
thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, Karena Sesungguhnya tipu
daya syaitan itu adalah lemah.
77. Tidakkah kamu
perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka[317]: "Tahanlah
tanganmu (dari berperang), Dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!"
setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka
(golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah,
bahkan lebih sangat dari itu takutnya. mereka berkata: "Ya Tuhan kami,
Mengapa Engkau wajibkan berperang kepada Kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan
(kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?"
Katakanlah: "Kesenangan di dunia Ini Hanya sebentar dan akhirat itu lebih
baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya
sedikitpun[318].
78. Di mana saja kamu
berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang
Tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan[319], mereka mengatakan:
"Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu
bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)".
Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka Mengapa
orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan[320]
sedikitpun?
79. Apa saja nikmat
yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka
dari (kesalahan) dirimu sendiri. kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap
manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi.
80. Barangsiapa yang
mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia Telah mentaati Allah. dan barangsiapa yang
berpaling (dari ketaatan itu), Maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka[321].
81. Dan mereka
(orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban kami hanyalah) taat".
tetapi apabila mereka Telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur
siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang Telah mereka katakan
tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, Maka berpalinglah
kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. cukuplah Allah menjadi Pelindung.
82. Maka apakah
mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi
Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
83. Dan apabila
datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka
lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil
Amri[322] di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui
kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil Amri)[323].
kalau tidaklah Karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu
mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).
84. Maka berperanglah
kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu
sendiri[324]. Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan
Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan
dan amat keras siksaan(Nya).
85. Barangsiapa yang
memberikan syafa'at yang baik[325], niscaya ia akan memperoleh bahagian
(pahala) dari padanya. dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk[326],
niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
86. Apabila kamu
diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu
dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan
yang serupa)[327]. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.
87. Allah, tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya dia akan mengumpulkan
kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. dan siapakah orang
yang lebih benar perkataan(nya) dari pada Allah ?
88. Maka Mengapa kamu
(terpecah) menjadi dua golongan[328] dalam (menghadapi) orang-orang munafik,
padahal Allah Telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha
mereka sendiri ? apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang
Telah disesatkan Allah[329]? barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali
kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya.
89. Mereka ingin
supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka Telah menjadi kafir, lalu kamu
menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka
penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika
mereka berpaling[330], tawan dan Bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya,
dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan
jangan (pula) menjadi penolong,
90. Kecuali
orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan
kaum itu Telah ada perjanjian (damai)[331] atau orang-orang yang datang kepada
kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi
kaumnya[332]. kalau Allah menghendaki, tentu dia memberi kekuasaan kepada
mereka terhadap kamu, lalu Pastilah mereka memerangimu. tetapi jika mereka
membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian
kepadamu[333] Maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan
membunuh) mereka.
91. Kelak kamu akan
dapati (golongan-golongan) yang lain, yang bermaksud supaya mereka aman dari
pada kamu dan aman (pula) dari kaumnya. setiap mereka diajak kembali kepada
fitnah (syirik), merekapun terjun kedalamnya. Karena itu jika mereka tidak
membiarkan kamu dan (tidak) mau mengemukakan perdamaian kepadamu, serta (tidak)
menahan tangan mereka (dari memerangimu), Maka tawanlah mereka dan Bunuhlah
mereka dan merekalah orang-orang yang kami berikan kepadamu alasan yang nyata
(untuk menawan dan membunuh) mereka.
92. Dan tidak layak
bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali Karena
tersalah (Tidak sengaja)[334], dan barangsiapa membunuh seorang mukmin Karena
tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta
membayar diat[335] yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu),
kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah[336]. jika ia (si terbunuh)
dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, Maka
(hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si
terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. barangsiapa yang tidak
memperolehnya[337], Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan
berturut-turut untuk penerimaan Taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.
93. Dan barangsiapa
yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam,
kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta
menyediakan azab yang besar baginya.
94. Hai orang-orang
yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, Maka telitilah dan
janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam"
kepadamu[338]: "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu kamu membunuhnya),
dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, Karena di sisi Allah ada
harta yang banyak. begitu jugalah keadaan kamu dahulu[339], lalu Allah
menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, Maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
95. Tidaklah sama
antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur
dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan
jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya
atas orang-orang yang duduk[340] satu derajat. kepada masing-masing mereka
Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang
yang berjihad atas orang yang duduk[341] dengan pahala yang besar,
96. (yaitu) beberapa
derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. dan adalah Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
97. Sesungguhnya
orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri
sendiri[342], (kepada mereka) malaikat bertanya : "Dalam keadaan bagaimana
kamu ini?". mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas
di negeri (Mekah)". para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu
luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". orang-orang itu
tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali,
98. Kecuali mereka
yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu
berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah),
99. Mereka itu,
Mudah-mudahan Allah memaafkannya. dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha
Pengampun.
100. Barangsiapa
berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi Ini tempat
hijrah yang luas dan rezki yang banyak. barangsiapa keluar dari rumahnya dengan
maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian kematian menimpanya
(sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh Telah tetap pahalanya di
sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
101. Dan
apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah Mengapa kamu men-qashar[343]
sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya
orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.
102. Dan
apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak
mendirikan shalat bersama-sama mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka
berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, Kemudian apabila mereka
(yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat)[344], Maka
hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah
datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah
mereka denganmu[345]], dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang
senjata. orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan
harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. dan tidak ada dosa
atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan
Karena hujan atau Karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu.
Sesungguhnya Allah Telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang
kafir itu[346].
103. Maka
apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri,
di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman,
Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
104.
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). jika kamu
menderita kesakitan, Maka Sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula),
sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang
tidak mereka harapkan. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
105.
Sesungguhnya kami Telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa
kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang Telah Allah
wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak
bersalah), Karena (membela) orang-orang yang khianat[347],
106. Dan
mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
107. Dan
janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi
bergelimang dosa,
108. Mereka
bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal
Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan Keputusan
rahasia yang Allah tidak redlai. dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-Nya)
terhadap apa yang mereka kerjakan.
109.
Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk
(membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat
Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? atau siapakah yang menjadi
pelindung mereka (terhadap siksa Allah)?
110. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, Kemudian ia
mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
111.
Barangsiapa yang mengerjakan dosa, Maka Sesungguhnya ia mengerjakannya
untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
112. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, Kemudian dituduhkannya kepada
orang yang tidak bersalah, Maka Sesungguhnya ia Telah berbuat suatu kebohongan
dan dosa yang nyata.
113.
Sekiranya bukan Karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah
segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. tetapi mereka
tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat
membahayakanmu sedikitpun kepadamu. dan (juga karena) Allah Telah menurunkan
Kitab dan hikmah kepadamu, dan Telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu
ketahui. dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.
114. Tidak
ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan
dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau
mengadakan perdamaian di antara manusia. dan barangsiapa yang berbuat demikian
Karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang
besar.
115. Dan
barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti
jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang Telah dikuasainya itu[348] dan kami masukkan ia ke dalam
Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.
116.
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu)
dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka
Sesungguhnya ia Telah tersesat sejauh-jauhnya.
117. Yang
mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala[349], dan (dengan
menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang
durhaka,
118. Yang
dila'nati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan
mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk
saya)[350],
119. Dan Aku
benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong
pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak),
lalu mereka benar-benar memotongnya[351], dan akan Aku suruh mereka (mengubah
ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya[352]". barangsiapa yang
menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia
menderita kerugian yang nyata.
120. Syaitan
itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong
pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari
tipuan belaka.
121. Mereka
itu tempatnya Jahannam dan mereka tidak memperoleh tempat lari dari padanya.
122.
Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan kami
masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal
di dalamnya selama-lamanya. Allah Telah membuat suatu janji yang benar. dan
siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah ?
123. (Pahala
dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong[353] dan tidak
(pula) menurut angan-angan ahli Kitab. barangsiapa yang mengerjakan kejahatan,
niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat
pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.
124.
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun
wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan
mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.
125. Dan
siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti
agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.
126.
Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah
(pengetahuan) Allah Maha meliputi segala sesuatu.
127. Dan
mereka minta fatwa kepadamu tentang para wanita. Katakanlah: "Allah
memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al
Quran[354] (juga memfatwakan) tentang para wanita yatim yang kamu tidak
memberikan kepada mereka apa[355] yang ditetapkan untuk mereka, sedang kamu
ingin mengawini mereka[356] dan tentang anak-anak yang masih dipandang lemah.
dan (Allah menyuruh kamu) supaya kamu mengurus anak-anak yatim secara adil. dan
kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha
mengetahuinya.
128. Dan jika
seorang wanita khawatir akan nusyuz[357] atau sikap tidak acuh dari suaminya,
Maka tidak Mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang
sebenar-benarnya[358], dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun
manusia itu menurut tabiatnya kikir[359]. dan jika kamu bergaul dengan isterimu
secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), Maka
Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
129. Dan kamu
sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun
kamu sangat ingin berbuat demikian, Karena itu janganlah kamu terlalu cenderung
(kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung.
dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), Maka
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
130. Jika
keduanya bercerai, Maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya
dari limpahan karunia-Nya. dan adalah Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha
Bijaksana.
131. Dan kepunyaan
Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh kami Telah
memerintahkan kepada orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan (juga)
kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. tetapi jika kamu kafir Maka
(ketahuilah), Sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah
kepunyaan Allah[360] dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.
132. Dan kepunyaan
Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. cukuplah Allah sebagai
Pemelihara.
133. Jika Allah
menghendaki, niscaya dia musnahkan kamu Wahai manusia, dan dia datangkan umat
yang lain (sebagai penggantimu). dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian.
134. Barangsiapa yang
menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), Karena di sisi Allah ada
pahala dunia dan akhirat. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Melihat.
135. Wahai
orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi Karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan
kaum kerabatmu. jika ia[361] Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu Karena ingin
menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa
yang kamu kerjakan.
136. Wahai
orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan
kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta Kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian,
Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat sejauh-jauhnya.
137. Sesungguhnya
orang-orang yang beriman Kemudian kafir, Kemudian beriman (pula), kamudian
kafir lagi, Kemudian bertambah kekafirannya[362], Maka sekali-kali Allah tidak
akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada
jalan yang lurus.
138. Kabarkanlah
kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,
139. (yaitu)
orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong
dengan meninggalkan orang-orang mukmin. apakah mereka mencari kekuatan di sisi
orang kafir itu? Maka Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.
140. Dan sungguh Allah
Telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu
mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang
kafir), Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki
pembicaraan yang lain. Karena Sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian),
tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua
orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam,
141. (yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada
dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah
mereka berkata: "Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu ?" Dan jika
orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: "Bukankah
kami turut memenangkanmu[363], dan membela kamu dari
orang-orang mukmin?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari
kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir
untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.
142. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas
tipuan mereka[364]. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat
mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya[365]
(dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali
sedikit sekali[366].
143. Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir):
tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada
golongan itu (orang-orang kafir)[367], maka kamu sekali-kali
tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.
144. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir
menjadi wali[368] dengan meninggalkan orang-orang mukmin.
Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?
145. Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.
146. Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan
perbaikan[369] dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan
tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah
bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada
orang-orang yang beriman pahala yang besar.
147. Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? Dan Allah
adalah Maha Mensyukuri[370] lagi Maha Mengetahui.
148. Allah tidak menyukai ucapan buruk[371], (yang diucapkan)
dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya[372].
Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
149. Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan
sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha
Kuasa.
150. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan
bermaksud memperbedakan[373] antara (keimanan kepada) Allah
dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan
kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan
itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir),
151. Merekalah
orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. kami Telah menyediakan untuk
orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.
152. Orang-orang yang
beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorangpun di
antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
153. Ahli Kitab
meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit.
Maka Sesungguhnya mereka Telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu.
mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata". Maka
mereka disambar petir Karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi[374],
sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu kami ma'afkan
(mereka) dari yang demikian. dan Telah kami berikan kepada Musa keterangan yang
nyata.
154. Dan Telah kami
angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang
Telah kami ambil dari) mereka. dan kami perintahkan kepada mereka:
"Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud[375]", dan kami
perintahkan (pula) kepada mereka: "Janganlah kamu melanggar peraturan
mengenai hari Sabtu[376]", dan kami Telah mengambil dari mereka perjanjian
yang kokoh.
155. Maka (Kami
lakukan terhadap mereka beberapa tindakan)[377], disebabkan mereka melanggar
perjanjian itu, dan Karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan
Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan:
"Hati kami tertutup." Bahkan, Sebenarnya Allah Telah mengunci mati
hati mereka Karena kekafirannya, Karena itu mereka tidak beriman kecuali
sebahagian kecil dari mereka.
156. Dan Karena
kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan
besar (zina),
157. Dan Karena
Ucapan mereka: "Sesungguhnya kami Telah membunuh Al Masih, Isa putra
Maryam, Rasul Allah[378]", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah Isa.
158. Tetapi (yang
sebenarnya), Allah Telah mengangkat Isa kepada-Nya[379]. dan adalah Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
159. Tidak ada
seorangpun dari ahli kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum
kematiannya[380]. dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap
mereka.
160. Maka disebabkan
kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang
baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan Karena mereka banyak
menghalangi (manusia) dari jalan Allah,
161. Dan disebabkan
mereka memakan riba, padahal Sesungguhnya mereka Telah dilarang daripadanya,
dan Karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. kami Telah
menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.
162. Tetapi
orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin,
mereka beriman kepada apa yang Telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa
yang Telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. orang-orang
Itulah yang akan kami berikan kepada mereka pahala yang besar.
163. Sesungguhnya
kami Telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana kami Telah memberikan wahyu
kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan kami Telah memberikan wahyu
(pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub,
Yunus, Harun dan Sulaiman. dan kami berikan Zabur kepada Daud.
164. Dan (Kami Telah
mengutus) rasul-rasul yang sungguh Telah kami kisahkan tentang mereka kepadamu
dahulu, dan rasul-rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan
Allah Telah berbicara kepada Musa dengan langsung[381].
165. (mereka kami
utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar
supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya
rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
166. (mereka tidak
mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al Quran yang
diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan
malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). cukuplah Allah yang mengakuinya.
167. Sesungguhnya
orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah,
benar-benar Telah sesat sejauh-jauhnya.
168. Sesungguhnya
orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan
mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka,
169. Kecuali jalan ke
neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. dan yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah.
170. Wahai manusia,
Sesungguhnya Telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa)
kebenaran dari Tuhanmu, Maka berimanlah kamu, Itulah yang lebih baik bagimu.
dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun)
Karena Sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan
Allah[382]. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
171. Wahai ahli
kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu[383], dan janganlah kamu
mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera
Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya[384]
yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya[385]. Maka
berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan:
"(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari Ucapan itu). (itu) lebih baik
bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai
anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. cukuplah Allah
menjadi Pemelihara.
172. Al masih
sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan)
malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah)[386]. barangsiapa yang enggan
dari menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan
mereka semua kepada-Nya.
173. Adapun
orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, Maka Allah akan menyempurnakan
pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. adapun
orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, Maka Allah akan menyiksa mereka
dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka,
pelindung dan penolong selain dari pada Allah.
174. Hai manusia,
Sesungguhnya Telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad
dengan mukjizatnya) dan Telah kami turunkan kepadamu cahaya yang terang
benderang (Al Quran).
175. Adapun
orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya
niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya
(surga) dan limpahan karunia-Nya. dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus
(untuk sampai) kepada-Nya.
176. Mereka meminta
fatwa kepadamu (tentang kalalah)[387]. Katakanlah: "Allah memberi fatwa
kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak
mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, Maka bagi saudaranya yang
perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang
laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai
anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua
pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. dan jika mereka (ahli
waris itu terdiri dari) Saudara-saudara laki dan perempuan, Maka bahagian
seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah
menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu.
[263] maksud dari
padanya menurut Jumhur Mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam
a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan muslim. di samping itu ada pula yang
menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa yakni tanah yang dari padanya
Adam a.s. diciptakan.
[264] menurut
kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada
orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya
bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
[265] berlaku adil
ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat,
giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah.
[266] Islam
memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. sebelum turun ayat Ini
poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para nabi sebelum nabi
Muhammad s.a.w. ayat Ini membatasi poligami sampai empat orang saja.
[267] pemberian itu ialah
maskawin yang besar kecilnya ditetapkan atas persetujuan kedua pihak, Karena
pemberian itu harus dilakukan dengan ikhlas.
[268] orang yang
belum Sempurna akalnya ialah anak yatim yang belum balig atau orang dewasa yang
tidak dapat mengatur harta bendanya.
[269] Yakni:
mengadakan penyelidikan terhadap mereka tentang keagamaan, usaha-usaha mereka,
kelakuan dan lain-lain sampai diketahui bahwa anak itu dapat dipercayai.
[270] kerabat di sini
maksudnya : kerabat yang tidak mempunyai hak warisan dari harta benda pusaka.
[271] pemberian
sekedarnya itu tidak boleh lebih dari sepertiga harta warisan.
[272] bagian
laki-laki dua kali bagian perempuan adalah Karena kewajiban laki-laki lebih
berat dari perempuan, seperti kewajiban membayar maskawin dan memberi nafkah.
(lihat surat An Nisaa ayat 34).
[273] lebih dari dua
maksudnya : dua atau lebih sesuai dengan yang diamalkan nabi.
[274] memberi
mudharat kepada waris itu ialah tindakan-tindakan seperti: a. mewasiatkan lebih
dari sepertiga harta pusaka. b. berwasiat dengan maksud mengurangi harta
warisan. sekalipun kurang dari sepertiga bila ada niat mengurangi hak waris,
juga tidak diperbolehkan.
[275] perbuatan keji:
menurut Jumhur Mufassirin yang dimaksud perbuatan keji ialah perbuatan zina,
sedang menurut pendapat yang lain ialah segala perbuatan mesum seperti : zina,
homo sek dan yang sejenisnya. menurut pendapat muslim dan Mujahid yang dimaksud
dengan perbuatan keji ialah musahaqah (homosek antara wanita dengan wanita).
[276] menurut Jumhur
Mufassirin jalan yang lain itu itu ialah dengan Turunnya ayat 2 surat An Nuur.
[277] maksudnya
ialah: 1. orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui bahwa perbuatan
itu adalah maksiat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu. 2. orang yang durhaka
kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak. 3. orang yang melakukan kejahatan
Karena kurang kesadaran lantaran sangat marah atau Karena dorongan hawa nafsu.
[278] ayat Ini tidak
menunjukkan bahwa mewariskan wanita tidak dengan jalan paksa dibolehkan.
menurut adat sebahagian Arab Jahiliyah apabila seorang meninggal dunia, Maka
anaknya yang tertua atau anggota keluarganya yang lain mewarisi janda itu.
janda tersebut boleh dikawini sendiri atau dikawinkan dengan orang lain yang
maharnya diambil oleh pewaris atau tidak dibolehkan kawin lagi.
[279] Maksudnya:
berzina atau membangkang perintah.
[280] maksudnya
ialah: menceraikan isteri yang tidak disenangi dan kawin dengan isteri yang
baru. sekalipun ia menceraikan isteri yang lama itu bukan tujuan untuk kawin,
namun meminta kembali pemberian-pemberian itu tidak dibolehkan.
[281] maksud ibu di
sini ialah ibu, nenek dan seterusnya ke atas. dan yang dimaksud dengan anak
perempuan ialah anak perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke bawah,
demikian juga yang lain-lainnya. sedang yang dimaksud dengan anak-anak isterimu
yang dalam pemeliharaanmu, menurut Jumhur ulama termasuk juga anak tiri yang
tidak dalam pemeliharaannya.
[282] Maksudnya:
budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya.
[283] ialah: selain
dari macam-macam wanita yang tersebut dalam surat An Nisaa' ayat 23 dan 24.
[284] ialah:
menambah, mengurangi atau tidak membayar sama sekali maskawin yang Telah
ditetapkan.
[285] Maksudnya:
orang merdeka dan budak yang dikawininya itu adalah sama-sama keturunan Adam
dan hawa dan sama-sama beriman.
[286] yaitu dalam
syari'at di antaranya boleh menikahi budak bila Telah cukup syarat-syaratnya.
[287] larangan
membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab
membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, Karena umat merupakan suatu
kesatuan.
[288] lihat
orang-orang yang termasuk ahli waris dalam surat An Nisaa' ayat 11 dan 12.
[289] Maksudnya:
tidak berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya.
[290] Maksudnya:
Allah Telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya dengan baik.
[291] Nusyuz: yaitu
meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak isteri seperti
meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.
[292] Maksudnya:
untuk memberi peljaran kepada isteri yang dikhawatirkan pembangkangannya
haruslah mula-mula diberi nasehat, bila nasehat tidak bermanfaat barulah
dipisahkan dari tempat tidur mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah
dibolehkan memukul mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas. bila
cara pertama Telah ada manfaatnya janganlah dijalankan cara yang lain dan
seterusnya.
[293] hakam ialah
juru pendamai.
[294] dekat dan jauh
di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula
antara yang muslim dan yang bukan muslim.
[295] Ibnus sabil
ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal.
termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.
[296] maksudnya kafir
terhadap nikmat Allah, ialah Karena kikir, menyuruh orang lain berbuat kikir.
menyembunyikan karunia Allah berarti tidak mensyukuri nikmat Allah.
[297] riya ialah
melakukan sesuatu Karena ingin dilihat dan dipuji orang.
[298] Maksudnya:
Allah tidak akan mengurangi pahala orang-orang yang mengerjakan kebajikan
walaupun sebesar zarrah, bahkan kalau dia berbuat baik pahalanya akan dilipat
gandakan oleh Allah.
[299] seorang nabi
menjadi saksi atas perbuatan tiap-tiap umatnya, apakah perbuatan itu sesuai
dengan perintah dan larangan Allah atau tidak.
[300] Maksudnya:
mereka dikuburkan atau mereka hancur menjadi tanah.
[301] menurut
sebahagian ahli tafsir dalam ayat Ini termuat juga larangan untuk bersembahyang
bagi orang junub yang belum mandi.
[302] Maksudnya:
mengubah arti kata-kata, tempat atau menambah dan mengurangi.
[303] maksudnya
mereka mengatakan : Kami mendengar, sedang hati mereka mengatakan: Kami tidak
mau menuruti.
[304] maksudnya
mereka mengatakan: Dengarlah, tetapi hati mereka mengatakan: Mudah-mudahan kamu
tidak dapat mendengarkan (tuli).
[305] Raa 'ina
berarti: sudilah kiranya kamu memperhatikan kami. di kala para sahabat
menghadapkan kata Ini kepada Rasulullah, orang Yahudipun memakai kata Ini
dengan digumam seakan-akan menyebut Raa'ina padahal yang mereka katakan ialah
Ru'uunah yang berarti kebodohan yang sangat, sebagai ejekan kepada Rasulullah.
Itulah sebabnya Tuhan menyuruh supaya sahabat-sahabat menukar perkataan Raa'ina
dengan Unzhurna yang juga sama artinya dengan Raa'ina.
[306] menurut
kebanyakan mufassirin, maksudnya ialah mengubah muka mereka lalu diputar
kebelakang sebagai penghinaan.
[307] lihat surat Al
Baqarah ayat 65 dan surat Al A'raaf ayat 163.
[308] yang dimaksud
di sini ialah orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menganggap diri mereka
bersih. lihat surat Al Baqarah ayat 80 dan ayat 111 dan surat Al Maa-idah ayat
18.
[309] Jibt dan
thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah s.w.t.
[310] Maksudnya:
orang-orang yang tidak dapat memberikan kebaikan kepada manusia atau
masyarakatnya, tidak selayaknya ikut memegang jabatan dalam pemerintahan.
[311] yaitu:
kenabian, Al Quran, dan kemenangan.
[312] yang selalu
memusuhi nabi dan kaum muslimin dan ada yang mengatakan abu Barzah seorang
tukang tenung di masa nabi. termasuk thaghut juga: 1. orang yang menetapkan
hukum secara curang menurut hawa nafsu. 2. berhala-berhala.
[313] ialah: berhakim
kepada selain nabi Muhammad s.a.w.
[314] ialah:
orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan inilah
orang-orang yang dianugerahi nikmat sebagaimana yang tersebut dalam surat Al
Faatihah ayat 7.
[315] sangat merasa
keberatan ikut pergi berperang.
[316] orang-orang
mukmin yang mengutamakan kehidupan akhirat atas kehidupan dunia ini.
[317] orang-orang
yang menampakkan dirinya beriman dan minta izin berperang sebelum ada perintah
berperang.
[318] artinya pahala
turut berperang tidak akan dikurangi sedikitpun.
[319] kemenangan
dalam peperangan atau rezki.
[320] pelajaran dan
nasehat-nasehat yang diberikan.
[321] Rasul tidak
bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan tidak menjamin agar
mereka tidak berbuat kesalahan.
[322] ialah:
tokoh-tokoh sahabat dan para cendekiawan di antara mereka.
[323] menurut
Mufassirin yang lain maksudnya ialah: kalau suatu berita tentang keamanan dan
ketakutan itu disampaikan kepada Rasul dan ulil Amri, tentulah Rasul dan ulil
amri yang ahli dapat menetapkan kesimpulan (istimbat) dari berita itu.
[324] perintah
berperang itu harus dilakukan oleh nabi Muhammad s.a.w Karena yang dibebani
adalah diri beliau sendiri. ayat Ini berhubungan dengan keengganan sebagian
besar orang Madinah untuk ikut berperang bersama nabi ke Badar Shughra. Maka
turunlah ayat Ini yang memerintahkan supaya nabi Muhammad s.a.w. pergi
berperang walaupun sendirian saja.
[325] syafa'at yang
baik ialah: setiap sya'faat yang ditujukan untuk melindungi hak seorang muslim
atau menghindarkannya dari sesuatu kemudharatan.
[326] syafa'at yang
buruk ialah kebalikan syafa'at yang baik.
[327] penghormatan
dalam Islam ialah: dengan mengucapkan Assalamu'alaikum.
[328] Maksudnya:
golongan orang-orang mukmin yang membela orang-orang munafik dan golongan
orang-orang mukmin yang memusuhi mereka.
[329] disesatkan
Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau
memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, Karena mereka itu ingkar dan
tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan,
Maka mereka itu menjadi sesat.
[330] diriwayatkan
bahwa beberapa orang Arab datang kepada Rasulullah s.a.w. di Madinah. lalu
mereka masuk islam, Kemudian mereka ditimpa demam Madinah, Karena itu mereka
kembali kafir lalu mereka keluar dari Madinah. Kemudian mereka berjumpa dengan
sahabat nabi, lalu sahabat menanyakan sebab-sebab mereka meninggalkan Madinah.
mereka menerangkan bahwa mereka ditimpa demam Madinah. sahabat-sahabat berkata:
Mengapa kamu tidak mengambil teladan yang baik dari Rasulullah? sahabat-sahabat
terbagi kepada dua golongan dalam hal ini. yang sebahagian berpendapat bahwa
mereka Telah menjadi munafik, sedang yang sebahagian lagi berpendapat bahwa
mereka masih Islam. lalu turunlah ayat Ini yang mencela kaum muslimin Karena
menjadi dua golongan itu, dan memerintahkan supaya orang-orang Arab itu ditawan
dan dibunuh, jika mereka tidak berhijrah ke Madinah, Karena mereka disamakan
dengan kaum musyrikin yang lain.
[331] ayat Ini
menjadi dasar hukum suaka.
[332] tidak memihak
dan Telah mengadakan hubungan dengan kaum muslimin.
[333] Maksudnya:
menyerah.
[334] seperti:
menembak burung terkena seorang mukmin.
[335] Diat ialah
pembayaran sejumlah harta Karena sesuatu tindak pidana terhadap sesuatu jiwa
atau anggota badan.
[336] Bersedekah di
sini Maksudnya: membebaskan si pembunuh dari pembayaran diat.
[337] Maksudnya:
tidak mempunyai hamba; tidak memperoleh hamba sahaya yang beriman atau tidak
mampu membelinya untuk dimerdekakan. menurut sebagian ahli tafsir, puasa dua
bulan berturut-turut itu adalah sebagai ganti dari pembayaran diat dan
memerdekakan hamba sahaya.
[338] dimaksud juga
dengan orang yang mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah.
[339] Maksudnya:
orang itu belum nyata keislamannya oleh orang ramai kamupun demikian pula
dahulu.
[340] Maksudnya: yang
tidak berperang Karena uzur.
[341] Maksudnya: yang
tidak berperang tanpa alasan. sebagian ahli tafsir mengartikan qaa'idiin di
sini sama dengan arti qaa'idiin Maksudnya: yang tidak berperang Karena uzur..
[342] yang dimaksud
dengan orang yang menganiaya diri sendiri di sini, ialah orang-orang muslimin
Mekah yang tidak mau hijrah bersama nabi sedangkan mereka sanggup. mereka
ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir ikut bersama mereka pergi ke perang
Badar; akhirnya di antara mereka ada yang terbunuh dalam peperangan itu.
[343] menurut
pendapat Jumhur arti qashar di sini ialah: sembahyang yang empat rakaat
dijadikan dua rakaat. Mengqashar di sini ada kalanya dengan mengurangi jumlah
rakaat dari 4 menjadi 2, yaitu di waktu bepergian dalam keadaan aman dan ada
kalanya dengan meringankan rukun-rukun dari yang 2 rakaat itu, yaitu di waktu
dalam perjalanan dalam keadaan khauf. dan ada kalanya lagi meringankan
rukun-rukun yang 4 rakaat dalam keadaan khauf di waktu hadhar.
[344] menurut
Jumhur Mufassirin bila Telah selesai serakaat, Maka diselesaikan satu rakaat
lagi sendiri, dan nabi duduk menunggu golongan yang kedua.
[345] yaitu
rakaat yang pertama, sedang rakaat yang kedua mereka selesaikan sendiri pula
dan mereka mengakhiri sembahyang mereka bersama-sama nabi.
[346] cara
sembahyang khauf seperti tersebut pada ayat 102 Ini dilakukan dalam keadaan
yang masih mungkin mengerjakannya, bila keadaan tidak memungkinkan untuk
mengerjakannya, Maka sembahyang itu dikerjakan sedapat-dapatnya, walaupun
dengan mengucapkan tasbih saja.
[347] ayat
Ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan dengan pencurian yang
dilakukan Thu'mah dan ia menyembunyikan barang curian itu di rumah seorang
Yahudi. Thu'mah tidak mengakui perbuatannya itu malah menuduh bahwa yang
mencuri barang itu orang Yahudi. hal Ini diajukan oleh kerabat-kerabat Thu'mah
kepada nabi s.a.w. dan mereka meminta agar nabi membela Thu'mah dan menghukum
orang-orang Yahudi, kendatipun mereka tahu bahwa yang mencuri barang itu ialah
Thu'mah, nabi sendiri hampir-hampir membenarkan tuduhan Thu'mah dan kerabatnya
itu terhadap orang Yahudi.
[348] Allah
biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan.
[349] Asal
makna Inaatsan ialah wanita-wanita. patung-patung berhala yang disembah Arab
Jahiliyah itu Biasanya diberi nama dengan nama-nama perempuan sebagai Laata, Al
Uzza dan Manah. dapat juga berarti di sini orang-orang mati, benda-benda yang
tidak berjenis dan benda-benda yang lemah.
[350] pada
tiap-tiap manusia ada persediaan untuk baik dan ada persediaan untuk jahat,
syaitan akan mempergunakan persediaan untuk jahat untuk mencelakakan manusia.
[351] menurut
kepercayaan Arab jahiliyah, binatang-binatang yang akan dipersembahkan kepada
patung-patung berhala, haruslah dipotong telinganya lebih dahulu, dan binatang
yang seperti Ini tidak boleh dikendarai dan tidak dipergunakan lagi, serta
harus dilepaskan saja.
[352] meubah
ciptaan Allah dapat berarti, mengubah yang diciptakan Allah seperti mengebiri
binatang. ada yang mengartikannya dengan meubah agama Allah.
[353] Mu di
sini ada yang mengartikan dengan kaum muslimin dan ada pula yang mengartikan
kaum musyrikin. maksudnya ialah pahala di akhirat bukanlah menuruti angan-angan
dan cita-cita mereka, tetapi sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama.
[354] lihat surat An Nisaa' ayat 2
dan 3
[355]
maksudnya ialah: pusaka dan maskawin.
[356] menurut
adat Arab Jahiliyah seorang wali berkuasa atas wanita yatim yang dalam
asuhannya dan berkuasa akan hartanya. jika wanita yatim itu cantik dikawini dan
diambil hartanya. jika wanita itu buruk rupanya, dihalanginya kawin dengan
laki-laki yang lain supaya dia tetap dapat menguasai hartanya. kebiasaan di
atas dilarang melakukannya oleh ayat ini.
[357] Nusyuz:
yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak isteri seperti
meninggalkan rumah tanpa izin suaminya. nusyuz dari pihak suami ialah bersikap
keras terhadap isterinya; tidak mau menggaulinya dan tidak mau memberikan
haknya.
[358] seperti
isteri bersedia beberapa haknya dikurangi Asal suaminya mau baik kembali.
[359]
Maksudnya: tabi'at manusia itu tidak mau melepaskan sebahagian haknya
kepada orang lain dengan seikhlas hatinya, kendatipun demikian jika isteri
melepaskan sebahagian hak-haknya, Maka boleh suami menerimanya.
[360] Maksudnya:
kekafiran kamu itu tidak akan mendatangkan kemudharatan sedikitpun kepada
Allah, Karena Allah tidak berkehendak kepadamu.
[361] Maksudnya:
orang yang tergugat atau yang terdakwa.
[362] Maksudnya: di
samping kekafirannya, ia merendahkan Islam pula.
[364]. Maksudnya: Alah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka dilayani sebagai melayani para mukmin. Dalam pada itu Allah telah menyediakan neraka buat mereka sebagai pembalasan tipuan mereka itu.
[365]. Riya ialah: melakukan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau popularitas di masyarakat.
[366]. Maksudnya: mereka sembahyang hanyalah sekali-sekali saja, yaitu bila mereka berada di hadapan orang.
[367]. Lihat no. [34].
[368]. Wali jamaknya auliyaa: berarti teman yang akrab, juga berarti pelindung atau penolong.
[369]. Mengadakan perbaikan berarti berbuat pekerjaan-pekerjaan yang baik untuk menghilangkan akibat-akibat yang jelek dan kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
[370]. Allah mensyukuri hamba-hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-amal hamba-hamba-Nya, mema'afkan kesalahannya, menambah nikmat-Nya.
[371]. Ucapan buruk sebagai mencela orang, memaki,
menerangkan keburukan-keburukan orang lain, menyinggung perasaan seseorang, dan
sebagainya.
[372]. Maksudnya: orang yang teraniaya oleh mengemukakan kepada hakim atau penguasa keburukan-keburukan orang yang menganiayanya.
[372]. Maksudnya: orang yang teraniaya oleh mengemukakan kepada hakim atau penguasa keburukan-keburukan orang yang menganiayanya.
[373]. Maksudnya: beriman kepada Allah, tidak beriman kepada rasul-rasul-Nya.
[374] anak sapi itu
dibuat mereka dari emas untuk disembah.
[375] yang dimaksud
dengan pintu gerbang itu lihat pada surat
Al Baqarah ayat 58 dan bersujud maksudnya menurut sebagian ahli tafsir:
menundukkan diri..
[376] hari Sabtu
ialah hari Sabbat yang khusus untuk ibadah orang Yahudi.
[377]
tindakan-tindakan itu ialah mengutuki mereka, mereka disambar petir,
menjelmakan mereka menjadi kera, dan sebagainya.
[378] mereka menyebut
Isa putera Maryam itu Rasul Allah ialah sebagai ejekan, Karena mereka sendiri
tidak mempercayai kerasulan Isa itu.
[379] ayat Ini adalah
sebagai bantahan terhadap anggapan orang-orang Yahudi, bahwa mereka Telah
membunuh nabi Isa a.s.
[380] tiap-tiap orang
Yahudi dan Nasrani akan beriman kepada Isa sebelum wafatnya, bahwa dia adalah
Rasulullah, bukan anak Allah. sebagian Mufassirin berpendapat bahwa mereka
mengimani hal itu sebelum wafat.
[381] Allah berbicara
langsung dengan nabi Musa a.s. merupakan keistimewaan nabi Musa a.s., dan
Karena nabi Musa a.s. disebut: Kalimullah sedang rasul-rasul yang lain mendapat
wahyu dari Allah dengan perantaraan Jibril. dalam pada itu nabi Muhammad s.a.w.
pernah berbicara secara langsung dengan Allah pada malam hari di waktu Mi'raj.
[382] Allah yang
mempunyai segala yang di langit dan di bumi tentu saja tidak berkehendak kepada
siapapun Karena itu tentu saja kekafiranmu tidak akan mendatangkan kerugian
sedikitpun kepada-Nya.
[383] Maksudnya:
janganlah kamu mengatakan nabi Isa a.s. itu Allah, sebagai yang dikatakan oleh
orang-orang Nasrani.
[384] Maksudnya:
membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan kalimat kun
(jadilah) tanpa bapak yaitu nabi Isa a.s.
[385] disebut tiupan
dari Allah Karena tiupan itu berasal dari perintah Allah.
[386] yaitu malaikat
yang berada di sekitar Arsy seperti Jibril, Mikail, Israfil dan
malaikat-malaikat yang setingkat dengan mereka.
[387] kalalah ialah:
seseorang mati yang tidak meninggalkan ayah dan anak.
Surat An Nisaa' dimulai, dengan perintah bertakwa dan menyatakan bahwa asal
manusia itu adalah satu, kemudian menerangkan hukum-hukum yang berhubungan
dengan anak yatim, rumah tangga, warisan, wanita yang haram dinikahi serta hak
dan kewajiban laki-laki dan perempuan. Selanjutnya disebut tentang hukum-hukum
perang serta pelajaran-pelajaran yang harus diambil dari perang Badar dan Uhud.
Pengutaraan hukum perang dan hukum keluarga dalam surat ini, merupakan
hujjah-hujjah yang dikemukakan kepada Ahli Kitabm yang mana hujjah-hujjah ini
ditegaskan pada bahagian terakhir dari surat ini. Akhirnya surat ini ditutup
dengan perintah kepada para mukmin supaya mereka bersabar, mengeratkan hubungan
sesama manusia dan bertakwa kepada Allah, agar mendapat keberuntungan dunia
akhirat.
Seorang Hamba Allah