AL QASHASH (CERITA)
Surat Al
Qashash terdiri atas 88 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai
dengan Al Qashash, karena pada ayat 25 surat ini terdapat kata Al
Qashash yang berarti cerita. Ayat ini menerangkan bahwa setelah Nabi
Musa a.s. bertemu dengan Nabi Syua'ib a.s. ia menceritakan cerita yang
berhubungan dengan dirinya sendiri, yakni pengalamannya dengan Fir'aun, sampai
waktu ia diburu oleh Fir'aun karena membunuh seseorang dari bangsa Qibthi tanpa
disengaja, Syua'ib a.s. menjawab bahwa Musa a.s. telah selamat dari pengejaran
orang-orang zalim. Turunnya ayat 25 surat ini amat besar artinya bagi Nabi
Muhammad s.a.w. dan bagi sahabat-sahabat yang melakukan hijrah ke Madinah, yang
menambah keyakinan mereka, bahwa akhirnya orang-orang Islamlah yang menang,
sebab ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang berhijrah dari tempat musuh
untuk mempertahankan keimanan, pasti akan berhasil dalam perjuangannya
menghadapi musuh-musuh agama. Kepastian kemenangan bagi kaum muslimin itu,
ditegaskan pada bagian akhir surat ini yang mengandung bahwa setelah hijrah ke
Madinah kaum muslimin akan kembali ke Mekah sebagai pemenang dan penegak agama
Allah. Surat Al Qashash ini adalah surat yang paling lengkap memuat cerita Nabi
Musa a.s. sehingga menurut suatu riwayat, surat ini dinamai juga dengan surat
Musa.
Pokok pokok isinya:
1. Keimanan: Allah yang menentukan segala sesuatu dan manusia harus ridha dengan ketentuan itu; alam adalah fana hanyalah Allah saja Yang Kekal dan semuanya akan kembali kepada Allah, Allah mengetahui isi hati manusia baik yang dilahirkan ataupun yang disembunyikannya.
2. Kisah-kisah: Kekejaman Fir'aun dan pertolongan serta karunia Allah kepada Bani Israil; Musa a.s. dilemparkan ke sungai Nil, seorang Qibthi terbunuh oleh Musa a.s.; Musa a.s. di Mad-yan; Musa a.s. menerima perintah Allah menyeru Fir'aun dibukit Thur; kisah Karun.
3. Dan lain-lain: Al Quran menerangkan kisah nabi-nabi dan umat-umat dahulu sebagai bukti kerasulan Muhammad s.a.w.; akhli kitab yang beriman dengan Nabi Muhammad s.a.w. diberi pahala dua kali lipat; hikmat Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur; hanya Allah-lah Yang memberi taufik kepada hamba-Nya untuk beriman; Allah menghancurkan penduduk sesuatu negeri adalah karena kezaliman penduduknya sendiri; Allah tidak akan mengazab sesuatu umat sebelum diutus rasul kepadanya; keadaan orang-orang kafir dan sekutu-sekutu mereka di hari kiamat; penggantian siang dan malam adalah sebagai rahmat Allah bagi manusia; Allah membalas kebaikan dengan berlipat ganda, sedang balasan kejahatan seimbang dengan yang telah dilakukan; janji Allah akan kemenangan Nabi Muhammad s.a.w.
Pokok pokok isinya:
1. Keimanan: Allah yang menentukan segala sesuatu dan manusia harus ridha dengan ketentuan itu; alam adalah fana hanyalah Allah saja Yang Kekal dan semuanya akan kembali kepada Allah, Allah mengetahui isi hati manusia baik yang dilahirkan ataupun yang disembunyikannya.
2. Kisah-kisah: Kekejaman Fir'aun dan pertolongan serta karunia Allah kepada Bani Israil; Musa a.s. dilemparkan ke sungai Nil, seorang Qibthi terbunuh oleh Musa a.s.; Musa a.s. di Mad-yan; Musa a.s. menerima perintah Allah menyeru Fir'aun dibukit Thur; kisah Karun.
3. Dan lain-lain: Al Quran menerangkan kisah nabi-nabi dan umat-umat dahulu sebagai bukti kerasulan Muhammad s.a.w.; akhli kitab yang beriman dengan Nabi Muhammad s.a.w. diberi pahala dua kali lipat; hikmat Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur; hanya Allah-lah Yang memberi taufik kepada hamba-Nya untuk beriman; Allah menghancurkan penduduk sesuatu negeri adalah karena kezaliman penduduknya sendiri; Allah tidak akan mengazab sesuatu umat sebelum diutus rasul kepadanya; keadaan orang-orang kafir dan sekutu-sekutu mereka di hari kiamat; penggantian siang dan malam adalah sebagai rahmat Allah bagi manusia; Allah membalas kebaikan dengan berlipat ganda, sedang balasan kejahatan seimbang dengan yang telah dilakukan; janji Allah akan kemenangan Nabi Muhammad s.a.w.
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
KISAH MUSA A.S. DAN FIR'AUN SEBAGAI BUKTI KEBENARAN AL QUR'AN Kekejaman Fir'aun dan pertolongan Allah kepada Bani Israil kaum yang tertindas
KISAH MUSA A.S. DAN FIR'AUN SEBAGAI BUKTI KEBENARAN AL QUR'AN Kekejaman Fir'aun dan pertolongan Allah kepada Bani Israil kaum yang tertindas
1. Thaa Siin Miim[1110]
[1110] ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada
permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam
raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara ahli-ahli tafsir ada yang
menyerahkan pengertiannya kepada Allah Karena dipandang termasuk ayat-ayat
mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya
ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa
huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para Pendengar supaya
memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu
diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad.
kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan Hanya
buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran
itu.
2. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang
nyata (dari Allah).
3. Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah
Musa dan Fir'aun de- ngan benar untuk orang-orang yang beriman.
4. Sesungguhnya Fir'aun Telah berbuat
sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan
menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan
membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka[1111]. Sesungguhnya Fir'aun
termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
[1111] golongan yang ditindas itu ialah Bani Israil,
yang anak- anak laki-laki mereka dibunuh dan anak-anak perempuan mereka
dibiarkan hidup.
5. Dan kami hendak memberi karunia kepada
orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka
pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)[1112],
[1112] Maksudnya: negeri Syam dan Mesir dan
negeri-negeri sekitar keduanya yang pernah dikuasai Fir'aun dahulu. sesudah
kerjaan Fir'aun runtuh, negeri-negeri Ini diwarisi oleh Bani Israil.
6. Dan akan kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi dan akan kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya
apa yang Se- lalu mereka khawatirkan dari mereka itu[1113].
[1113] Fir'aun selalu khawatir bahwa kerajaannya
akan dihancurkan oleh Bani Israil Karena itu dia membunuh anak-anak laki-laki
yang lahir dalam kalangan Bani Israil. ayat Ini menyatakan bahwa akan terjadi
apa yang dikhawatirkannya itu.
7. Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa;
"Susuilah Dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya Maka jatuhkanlah dia
ke sungai (Nil). dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih
hati, Karena Sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu, dan men-
jadikannya (salah seorang) dari para rasul.
8. Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun
yang akibatnya dia menja- di musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya
Fir'aun dan Ha- man beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.
9. Dan berkatalah isteri Fir'aun: "(Ia)
adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. janganlah kamu membunuhnya,
Mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak",
sedang mereka tiada menyadari.
10. Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa[1114].
Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak
kami teguhkan hati- nya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji
Allah).
[1114] setelah ibu Musa menghanyutkan Musa di sungai
Nil, Maka timbullah penyesalan dan kesangsian hatinya lantaran kekhawatiran
atas keselamatan Musa bahkan hampir-hampir ia berteriak meminta tolong kepada
orang untuk mengambil anaknya itu kembali, yang akan mengakibatkan terbukanya
rahasia bahwa Musa adalah anaknya sendiri.
11. Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa
yang perempuan: "Ikutilah dia" Maka kelihatanlah olehnya Musa dari
jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya,
12. Dan kami cegah Musa dari menyusu kepada
perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; Maka berkatalah saudara
Musa: "Maukah kamu Aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan
memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?".
13. Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya,
supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa
janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
14. Dan setelah Musa cukup umur dan Sempurna
akalnya, kami berikan ke- padanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. dan
Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
15. Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika
penduduknya sedang lengah[1115], Maka didapatinya di dalam kota itu dua orang
laki-laki yang ber- kelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan
seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir'aun). Maka orang yang dari golongannya
meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu
Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: "Ini adalah
perbuatan syaitan[1116] Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan
lagi nyata (permusuhannya).
[1115] Maksudnya: tengah hari, di waktu penduduk
sedang istirahat.
[1116] Maksudnya: Musa menyesal atas kematian orang
itu disebabkan pukulannya, Karena dia bukanlah bermaksud untuk membunuhnya,
Hanya semata-mata membela kaumnya.
16. Musa mendoa: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya
Aku Telah menganiaya diriku sendiri Karena itu ampunilah aku". Maka Allah
mengampuninya, Sesungguhnya Allah dialah yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
17. Musa berkata: "Ya Tuhanku, demi nikmat
yang Telah Engkau anugerah- kan kepadaku, Aku sekali-kali tiada akan menjadi
penolong bagi orang- orang yang berdosa".
18. Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa
takut menunggu-nunggu dengan khawatir (akibat perbuatannya), Maka tiba-tiba
orang yang meminta pertolongan kemarin berteriak meminta pertolongan kepadanya.
Musa Berkata kepadanya: "Sesungguhnya kamu benar-benar orang sesat yang
nyata (kesesatannya)".
19. Maka tatkala Musa hendak memegang dengan
keras orang yang menjadi musuh keduanya, musuhnya berkata: "Hai Musa,
apakah kamu bermaksud hendak membunuhku, sebagaimana kamu kemarin Telah
membunuh seorang manusia? kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi orang
yang berbuat sewenang-wenang di negeri (ini), dan tiadalah kamu hendak menjadi
salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian".
20. Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung
kota bergegas-gegas seraya berkata: "Hai Musa, Sesungguhnya pembesar
negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah
(dari kota ini) Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat
kepadamu".
21. Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa
takut menunggu-nunggu[1117] dengan khawatir, dia berdoa: "Ya Tuhanku,
selamatkanlah Aku dari orang-orang yang zalim itu".
[1117] Maksudnya: merasa sangat khawatir,
kalau-kalau ada orang yang menyusul untuk menangkapnya.
22. Dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Mad-yan
ia berdoa (lagi): "Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang
benar".
23. Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri
Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan
(ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita
yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan
berbuat at begitu)?" kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat
meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya),
sedang bapak kami adalah orang tua yang Telah lanjut umurnya".
24. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk
(menolong) keduanya, ke- mudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa:
"Ya Tuhanku Sesungguhnya Aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan[1118] yang
Engkau turunkan kepadaku".
[1118] yang dimaksud dengan Khair (kebaikan) dalam
ayat Ini menurut sebagian besar ahli tafsir ialah barang sedikit makanan.
25. Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang
dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya
bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi
minum (ternak) kami". Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan
menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu'aib berkata: "Janganlah
kamu takut. kamu Telah selamat dari orang-orang yang zalim itu".
26. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata:
"Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena
Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita)
ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya".
27. Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya
Aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas
dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh
tahun Maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, Maka Aku tidak hendak
memberati kamu. dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang- orang
yang baik".
28. Dia (Musa) berkata: "Itulah (perjanjian)
antara Aku dan kamu. mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu Aku
sempurnakan, Maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). dan Allah
adalah saksi atas apa yang kita ucapkan".
29. Maka tatkala Musa Telah menyelesaikan waktu
yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di
lereng gunung[1119] ia Berkata kepada keluarganya: "Tunggulah (di sini),
Sesungguhnya Aku melihat api, Mudah-mudahan Aku dapat membawa suatu berita
kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat
menghangatkan badan".
[1119] setelah Musa a.s. menyelesaikan perjanjian
dengan Syu'aib a.s. ia berangkat dengan keluarganya dengan sejumlah kambing
yang diberi mertuanya, Maka pada suatu malam yang sangat gelap dan dingin Musa
a.s. tiba di suatu tempat tetapi setiap beliau menghidupkan api, api itu tidak
mau menyala. hal itu sangat mengherankan Musa Maka ia Berkata kepada Istrinya
sebagai tersebut dalam ayat 29.
30. Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu,
diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat
yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: "Ya Musa, Sesungguhnya
Aku adalah Allah, Tuhan semesta alam[1120].
[1120] di tempat dan di saat Itulah Musa a.s. mulai
diangkat menjadi rasul.
31. Dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala
(tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah dia
seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh.
(Kemudian Musa diseru): "Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu
takut. Se- sungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman.
32. Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu[1121],
niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan Karena penyakit, dan dekapkanlah
kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan[1122], Maka yang demikian itu adalah
dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir'aun dan
pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik".
[1121] Maksudnya: meletakkan tangan ke dada leher
baju.
[1122] Maksudnya: Karena Musa merasa takut, Allah
memerintahkan untuk mendekapkan tangan ke dadanya agar rasa takut itu hilang.
33. Musa berkata: "Ya Tuhanku Sesungguhnya
aku, Telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, Maka Aku takut mereka
akan membunuhku.
34. Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya
daripadaku[1123], Maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk
membenarkan (perkata- an)ku; Sesungguhnya Aku khawatir mereka akan
mendustakanku".
[1123] nabi Musa a.s. selain merasa takut kepada
Fir'aun juga merasa dirinya kurang lancar berbicara menghadapi Fir'aun. Maka
dimohonkannya agar Allah mengutus Harun a.s. bersamanya, yang lebih petah
lidahnya.
35. Allah berfirman: "Kami akan membantumu
dengan saudaramu, dan kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, Maka
mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa
mukjizat kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan menang.
36. Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan
(membawa) mukjizat- mukjizat kami yang nyata, mereka berkata: "Ini tidak
lain hanyalah sihir yang dibuat-buat dan kami belum pernah mendengar (seruan
yang seperti) Ini pada nenek moyang kami dahulu".
37. Musa menjawab: "Tuhanku lebih mengetahui
orang yang (patut) membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat
kesudahan (yang baik) di negeri akhirat. Sesungguhnya tidaklah akan mendapat
kemenangan orang-orang yang zalim".
38. Dan Berkata Fir'aun: "Hai pembesar
kaumku, Aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain Aku. Maka bakarlah Hai Haman
untukku tanah liat[1124] Kemudian buatkanlah untukku bangunan yang Tinggi
supaya Aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan Sesungguhnya Aku benar-benar
yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta".
[1124] Maksudnya: membuat batu bata.
39. Dan berlaku angkuhlah Fir'aun dan bala
tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa
mereka tidak akan dikembalikan kepada kami.
40. Maka kami hukumlah Fir'aun dan bala
tentaranya, lalu kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka Lihatlah bagaimana
akibat orang-orang yang zalim.
41. Dan kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin
yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan
ditolong.
42. Dan kami ikutkanlah laknat kepada mereka di
dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan
(dari rahmat Allah).
43. Dan Sesungguhnya Telah kami berikan kepada
Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu,
untuk men- jadi Pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat.
44. Dan tidaklah kamu (Muhammad) berada di sisi
yang sebelah barat[1125] ketika kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan
tiada pula kamu termasuk orang-orang yang menyaksikan.
[1125] Maksudnya: di sebelah barat lembah Suci
Thuwa; lihat surat Thaha ayat 12.
45. Tetapi kami Telah mengadakan beberapa
generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang panjang, dan tiadalah kamu
tinggal bersama-sama penduduk Mad-yan dengan membacakan ayat-ayat kami kepada
mereka, te- tapi kami Telah mengutus rasul-rasul.
46. Dan tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur
ketika kami menyeru (Musa), tetapi (Kami beritahukan itu kepadamu) sebagai
rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang
sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka
ingat.
47. Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab
menimpa mereka disebabkan apa yang mereka kerjakan: "Ya Tuhan kami,
Mengapa Engkau tidak mengutus seorang Rasul kepada kami, lalu kami mengikuti
ayat-ayat Engkau dan jadilah kami termasuk orang-orang mukmin".
48. Maka tatkala datang kepada mereka
kebenaran[1126] dari sisi kami, me- reka berkata: "Mengapakah tidak
diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang Telah diberikan kepada Musa
dahulu?". dan bukankah mereka itu Telah ingkar (juga) kepada apa yang
Telah diberikan kepada Musa dahulu?; mereka dahulu Telah berkata: "Musa
dan Harun adalah dua ahli sihir yang bantu membantu". dan mereka (juga)
berkata: "Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka
itu".
[1126] yang dimaksud dengan kebenaran di sini ialah
Al Quran.
49. Katakanlah: "Datangkanlah olehmu sebuah
Kitab dari sisi Allah yang Kitab itu lebih (dapat) memberi petunjuk daripada
keduanya (Taurat dan Al Quran) niscaya Aku mengikutinya, jika kamu sungguh
orang-orang yang benar".
50. Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu)
Ketahuilah bahwa Sesung- guhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka
(belaka). dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa
nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesung- guhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
51. Dan Sesungguhnya Telah kami turunkan
berturut-turut perkataan Ini (Al Quran) kepada mereka agar mereka mendapat
pelajaran[1127].
[1127] Allah s.w.t. menurunkan Al Quran Ini bahagian
demi bahagian supaya orang kafir Mekah dapat memahaminya dengan baik dan supaya
mereka beriman dengannya.
52. Orang-orang yang Telah kami datangkan kepada
mereka Al Kitab sebelum Al Quran, mereka beriman (pula) dengan Al Quran itu.
53. Dan apabila dibacakan (Al Quran itu) kepada
mereka, mereka berkata: "Kami beriman kepadanya; sesungguhnya; Al Quran
itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami, Sesungguhnya kami sebelumnya adalah
orang-orang yang membenarkan(nya).
54. Mereka itu diberi pahala dua kali[1128]
disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan
sebagian dari apa yang Telah kami rezkikan kepada mereka, mereka nafkahkan.
[1128] mereka diberi pahala dua kali ialah: kali
pertama Karena mereka beriman kepada Taurat dan kali yang kedua ialah Karena
mereka beriman kepada Al Quran.
55. Dan apabila mereka mendengar perkataan yang
tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: "Bagi
kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami
tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil".
56. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi
petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada
orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau
menerima petunjuk.
57. Dan mereka berkata: "Jika kami mengikuti
petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami". dan
apakah kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah suci)
yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam
(tumbuh- tumbuhan) untuk menjadi rezki (bagimu) dari sisi Kami?. tetapi
kebanyakan mereka tidak Mengetahui.
58. Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang
Telah kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya; Maka
Itulah tempat kediaman mereka yang tiada di diami (lagi) sesudah mereka,
kecuali sebahagian kecil. dan kami adalah Pewaris(nya)[1129].
[1129] Maksudnya: sesudah mereka hancur tempat itu
sudah kosong dan tidak dimakmurkan lagi, hingga kembalilah ia kepada pemiliknya
yang hakiki yaitu Allah.
59. Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan
kota-kota, sebelum dia mengutus di ibukota itu seorang Rasul yang membacakan
ayat-ayat kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) kami membinasakan
kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.
60. Dan apa saja[1130] yang diberikan kepada
kamu, Maka itu adalah ke- nikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa
yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak
memahaminya?
[1130] Maksudnya: hal-hal yang berhubungan dengan
duniawi seperti, pangkat kekayaan keturunan dan sebagainya.
61. Maka apakah orang yang kami janjikan
kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan
orang yang kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi[1131]; Kemudian dia
pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?
[1131] Maksudnya: orang yang diberi kenikmatan hidup
duniawi, tetapi tidak dipergunakannya untuk mencari kebahagiaan hidup di
akhirat, Karena itu dia di akhirat diseret ke dalam neraka.
62. Dan (Ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru
mereka, seraya berkata: "Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu
katakan?"
63. Berkatalah orang-orang yang Telah tetap
hukuman atas mereka[1132]; "Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang
kami sesatkan itu; kami Telah menyesatkan mereka sebagaimana kami (sendiri)
sesat[1133], kami menyatakan berlepas diri (dari mereka) kepada Engkau, mereka
sekali-kali tidak menyembah kami".
[1132] Maksudnya: mereka yang disekutukan dengan
Allah.
[1133] yang dikatakan sekutu Allah itu Berkata bahwa
mereka menyesatkan pengikut-pengikutnya adalah dengan kemauan pengikut-pengikut
itu sendiri, bukan Karena paksaan dari pihak mereka, sebagaimana mereka sendiri
sesat adalah dengan kemauan mereka pula.
64. Dikatakan (kepada mereka) "Serulah
olehmu sekutu-sekutu kamu", lalu mereka menyerunya, Maka sekutu-sekutu itu
tidak memperkenankan (seruan) mereka, dan mereka melihat azab. (mereka ketika
itu berkeinginan) kiranya mereka dahulu menerima petunjuk.
65. Dan (Ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru
mereka, seraya berkata: "Apakah jawabanmu kepada para rasul?"
66. Maka gelaplah bagi mereka segala macam alasan
pada hari itu, Karena itu mereka tidak saling tanya menanya.
67. Adapun orang yang bertaubat dan beriman,
serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang
beruntung.
68. Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia
kehendaki dan memilihnya. sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka[1134]. Maha
Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).
[1134] bila Allah Telah menentukan sesuatu, Maka
manusia tidak dapat memilih yang lain lagi dan harus menaati dan menerima apa
yang Telah ditetapkan Allah.
69. Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan
(dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan.
70. Dan dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di
akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan Hanya kepada-Nyalah kamu
dikembalikan[1135].
[1135] Maksudnya: Allah sendirilah yang menentukan
segala sesuatu dan ketentuan-ketentuan itu pasti berlaku dan dia pulalah yang
mempunyai kekuasaan yang mutlak.
71. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika
Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah
Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah
kamu tidak mendengar?"
72. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika
Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah
Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat
padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"
73. Dan Karena rahmat-Nya, dia jadikan untukmu
malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu
mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur
kepada-Nya.
74. Dan (Ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru
mereka, seraya berkata: "Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu
katakan?"
75. Dan kami datangkan dari tiap-tiap umat
seorang saksi[1136], lalu kami Berkata "Tunjukkanlah bukti
kebenaranmu", Maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu[1137] kepunyaan
Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan.
[1136] yang dimaksud: saksi di sini ialah Rasul yang
Telah diutus kepada mereka waktu di dunia.
[1137] Maksudnya: di waktu itu yakinlah mereka,
bahwa apa yang Telah diterangkan Allah dengan perantaraan rasul-Nya Itulah yang
benar.
76. Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum
Musa[1138], Maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan kami Telah
menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh
berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya
Berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri".
[1138] Karun adalah salah seorang anak paman nabi
Musa a.s.
77. Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.
78. Karun berkata: "Sesungguhnya Aku Hanya
diberi harta itu, Karena ilmu yang ada padaku". dan apakah ia tidak
mengetahui, bahwasanya Allah sungguh Telah membinasakan umat-umat sebelumnya
yang lebih Kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? dan tidaklah
perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.
79. Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam
kemegahannya[1139]. berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia:
"Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang Telah diberikan kepada
Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".
[1139] menurut mufassir: Karun ke luar dalam satu
iring-iringan yang lengkap dengan pengawal, hamba sahaya dan inang pengasuh
untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya.
80. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu:
"Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu,
kecuali oleh orang- orang yang sabar".
81. Maka kami benamkanlah Karun beserta rumahnya
ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya
terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela
(dirinya).
82. Dan jadilah orang-orang yang kemarin
mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah
melapangkan rezki bagi siapa yang dia kehendaki dari hamba-hambanya dan
menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita
benar-benar dia Telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung
orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah)".
83. Negeri akhirat[1140] itu, kami jadikan untuk
orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka)
bumi. dan kesudahan (yang baik)[1141] itu adalah bagi orang-orang yang
bertakwa.
[1140] yang dimaksud kampung akhirat di sini ialah
kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat.
[1141] Maksudnya: syurga.
84. Barangsiapa yang datang dengan (membawa)
kebaikan, Maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan
barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, Maka tidaklah diberi
pembalasan kepada orang-orang yang Telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan
(seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.
85. Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu
(melaksanakan hukum-hukum) Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke
tempat kembali[1142]. Katakanlah: "Tuhanku mengetahui orang yang membawa
petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata".
[1142] yang dimaksud dengan tempat kembali di sini
ialah kota Mekah. Ini adalah suatu janji dari Tuhan bahwa nabi Muhammad s.a.w.
akan kembali ke Mekah sebagai orang yang menang, dan Ini sudah terjadi pada
tahun kedelapan hijrah di waktu nabi menaklukkan Mekah. Ini merupakan suatu
mukjizat bagi nabi.
86. Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Quran
diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) Karena suatu rahmat yang besar dari
Tuhanmu [1143], sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi
orang-orang kafir.
[1143] Maksudnya: Al Quranul karim itu diturunkan
bukanlah Karena nabi Muhammad s.a.w. mengharap agar diturunkan, melainkan
Karena rahmat daripada Allah.
87. Dan janganlah sekali-kali mereka dapat
menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu
diturunkan kepadamu, dan Serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah
sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
88. Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah,
Tuhan apapun yang lain. tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia.
tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan,
dan Hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
Surat Al Qashash
diturunkan di waktu kaum muslimin dalam keadaan lemah, sedang orang musyrik
Mekah sebagai penguasa di waktu itu mempunyai kekuat- an dan kekuasaan yang
besar. Dalam surat ini Allah mengemukakan sebagaimana Fir'aun sebagai seorang
raja yang mempunyai kekuasaan yang tak terbatas, be- gitu pula Karun sebagai
seorang yang berilmu dan mempunyai harta benda yang tak terhingga banyaknya.
Akhirnya Fir'aun dan Karun hancur lebur beserta apa yang dipunyainya karena
mengingkari agama Allah, sedangkan Musa a.s. yang se- mulanya tidak mempunyai
apapun, mendapat kemenangan karena mengikuti agama Allah, ayat 59 menegaskan
lagi bahwa Allah menghancurkan negeri-nege- ri yang penduduknya zalim. Kemudian
surat ini ditutup dengan menerangkan bahwa kaum muslimin sekalipun dalam
keadaan lemah, nanti setelah hijrah ke Madinah akan kembali lagi ke Mekah
sebagai pemenang, karena itu tetaplah me- nyembah Allah, tidak ada Tuhan selain
Dia. Dialah Yang Maha Kuasa dan me- nentukan segala sesuatu.
HUBUNGAN SURAT QASHASH DENGAN SURAT AL'ANKABUUT
1. Surat Al'Ankabuut dibuka dengan hiburan dari Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan para sahabatnya yang selalu disakiti dan diejek dan diusir oleh orang-orang musyrik Mekah dengan menerangkan bahwa orang-orang yang beriman itu akan menerima cobaan atas keimanan mereka kepada nabi mereka, sedang Al Qashash menerangkan aneka rupa cobaan yang dialami oleh Nabi Musa a.s. dan Bani Israil dalam menghadapi kekejaman Fir'aun. Oleh sebab itu Allah menyuruh agar Nabi Muhammad s.a.w. dan para sahabatnya selalu sabar dalam menghadapi cobaan-cobaan itu.
2. Surat Al Qashash mengisahkan selamatnya Musa a.s. dari pengejaran Fir'aun setelah dengan tidak sengaja membunuh orang Qibti, dan mengisahkan selamatnya Musa a.s. dan pengikutnya dari pengejaran Fir'aun dan tentaranya dan tenggelamnya Fir'aun dan tentaranya di laut Merah, sedangkan surat Al Ankabuut mengisahkan selamatnya Nuh a.s. dan pengikutnya di atas bahtera dan tenggelamnya orang-orang yang mengingkari seruan Nuh a.s. Semua ini menunjukkan pertolongan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman.
3. Surat Al Qashash mengemukakan kelemahan kepercayaan orang-orang yang menyembah berhala dengan menerangkan keadaan penyembah-penyembah berhala dengan berhala itu sendiri di hari kiamat, sedang surat Al'Ankabuut menyatakan kesalahan kepercayaan mereka pula dengan membandingkannya dengan laba-laba yang percaya akan kekuatan sarangnya yang sangat lemah itu.
4. Kedua surat ini sama-sama menerangkan Kisah Fir'aun dan Karun, serta akibat perbuatan keduanya. Kedua surat ini sama-sama menyinggung soal-soal hijrah Nabi Muhammad s.a.w.
HUBUNGAN SURAT QASHASH DENGAN SURAT AL'ANKABUUT
1. Surat Al'Ankabuut dibuka dengan hiburan dari Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan para sahabatnya yang selalu disakiti dan diejek dan diusir oleh orang-orang musyrik Mekah dengan menerangkan bahwa orang-orang yang beriman itu akan menerima cobaan atas keimanan mereka kepada nabi mereka, sedang Al Qashash menerangkan aneka rupa cobaan yang dialami oleh Nabi Musa a.s. dan Bani Israil dalam menghadapi kekejaman Fir'aun. Oleh sebab itu Allah menyuruh agar Nabi Muhammad s.a.w. dan para sahabatnya selalu sabar dalam menghadapi cobaan-cobaan itu.
2. Surat Al Qashash mengisahkan selamatnya Musa a.s. dari pengejaran Fir'aun setelah dengan tidak sengaja membunuh orang Qibti, dan mengisahkan selamatnya Musa a.s. dan pengikutnya dari pengejaran Fir'aun dan tentaranya dan tenggelamnya Fir'aun dan tentaranya di laut Merah, sedangkan surat Al Ankabuut mengisahkan selamatnya Nuh a.s. dan pengikutnya di atas bahtera dan tenggelamnya orang-orang yang mengingkari seruan Nuh a.s. Semua ini menunjukkan pertolongan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman.
3. Surat Al Qashash mengemukakan kelemahan kepercayaan orang-orang yang menyembah berhala dengan menerangkan keadaan penyembah-penyembah berhala dengan berhala itu sendiri di hari kiamat, sedang surat Al'Ankabuut menyatakan kesalahan kepercayaan mereka pula dengan membandingkannya dengan laba-laba yang percaya akan kekuatan sarangnya yang sangat lemah itu.
4. Kedua surat ini sama-sama menerangkan Kisah Fir'aun dan Karun, serta akibat perbuatan keduanya. Kedua surat ini sama-sama menyinggung soal-soal hijrah Nabi Muhammad s.a.w.